Pengakuan Wanita
- Home
- Cerita ngentot
- Pengakuan Wanita
Pengakuan Wanita
Tulisan ini bukan merupakan sebuah cerita dari sesuatu kejadian bermain seks, tapi merupakan cuplikan dari hasil pembicaraan dengan teman-teman wanita yang saya kenal.
Percakapan ini melibatkan teman-teman wanita saya terdiri dari mulai gadis remaja sampai dengan ibu rumah tangga, yang tempat kejadian dan waktunya tidak bersamaan. Tentunya cuplikan yang saya tuliskan di sini hanya yang mengandung topik masalah seksual saja. Banyak topik yang menarik, yang saya pikir belum tentu semua lelaki mengetahuinya sehingga saya coba untuk menyajikan dalam bentuk cuplikannya.
Hampir setiap lelaki yang pernah bersetubuh dengan saya selalu melakukan hal yang keliru di dalam melakukan antisipasi ketika saya mulai mencapai klimaks. Mereka selalu mempercepat goyangan dengan begitu bernafsunya sehingga momen orgasme saya yang indah itu tidak berbekas. Seharusnya lelaki itu mengerti dan tahu apa yang harus dilakukannya apabila wanita mulai mencapai klimaks, yaitu memperlambat goyangan pada sikap gerakan yang hampir diam, dan kemudian mulai menggerakkan penisnya lagi secara perlahan-lahan sehingga gesekan penis di dalam vagina akan terasa begitu menggelitik berbaur dengan rasa klimaks yang baru saja tercapai sehingga kenikmatan yang saya peroleh, saking nikmatnya, akan sulit untuk saya ungkapkan dengan kata-kata. Sering terlintas dalam pikiran saya ternyata orgasme yang saya peroleh melalui masturbasi jauh lebih nikmat dibandingkan dengan orgasme yang diperoleh dari penis laki-laki semacam yang di atas karena dengan cara masturbasi saya dapat merasakan kontraksi di dalam vagina dengan cara mengurangi sentuhan atau gerakan tangan saya ketika saya akan mulai klimaks”, ungkap Leni seorang mahasiswi berumur 24 tahun.
“Pada umumnya setiap lelaki mengetahui bahwa payudara wanita adalah daerah sensitif untuk meningkatkan gairah birahi wanita disamping clitoris. Selain sensitif untuk meningkatkan gairah birahi juga merupakan daerah yang rawan menerima rasa sakit. Kebetulan payudara saya ukurannya termasuk ukuran besar, dan suami saya sangat senang memainkan payudara saya baik sebelum maupun selama bersetubuh. Kalau mengisap puting payudara saya, dia lakukan lama sekali dan kalau dia sudah akan mencapai orgasme remasan-remasannya pada payudara saya begitu liar sehingga rasa nikmat hilang menjadi rasa sakit yang akibatnya saya selalu ingin segera mengakhiri acara persetubuhan ini.
Sudah sering saya katakan padanya bahwa kalau dia meremas-remas payudara saya terlampau keras saya hanya merasakan rasa sakit bukan rasa nikmat. Suami saya menjawab, bahwa hal itu pasti akan selalu terjadi karena payudara kamu begitu besar dan sangat merangsang untuk diremas dengan keras dan ekspresi wajah saya katanya kelihatan menyukai hal tersebut. Padahal bagi hampir semua wanita, kalau puting payudara ini dihisap atau dikulum terlampau lama maka puting payudara itu akan menjadi keras dan sensitivitasnya menjadi berkurang. Waktu saya ngobrol mengenai hal ini dengan teman saya yang kebetulan juga memiliki ukuran payudara yang besar, diapun ternyata mempunyai masalah yang sama dengan pacarnya, dan dia mengatakan kepada saya bahwa wanita yang memiliki payudara besar akan lebih sering menderitanya dibandingkan dengan kenikmatannya yang diperoleh oleh wanita yang hanya memiliki payudara yang berukuran sedang. Karena mungkin saja dalam benak pikiran laki-laki, tersimpan pikiran bahwa wanita dengan payudara yang berukuran besar itu menyenangi perlakuan yang lebih untuk payudaranya sehingga lelaki pasangan kita itu selalu dengan rakus dan kasar mempermainkan payudara wanita yang berukuran besar. Pikiran semacam itu salah sama sekali!
Terlepas dari besar kecilnya ukuran payudara wanita, perlakuan yang lembut dan liar (bukan kasar) atas payudara itu akan memberikan rangsangan yang luar biasa sekali, dan jauh dari rasa sakit .Akibat dari hal ini, sudah lama saya jarang mencapai orgasme kalau bersetubuh dengan suami saya, pelarian saya untuk mencapai orgasme adalah melalui vibrator”, ungkap Nina, seorang ibu rumah tangga berumur 31 tahun.
“Pacar saya kalau bersetubuh tidak pernah bisa lama atau menunggu saya dalam mencapai orgasme. Tapi saya tetap bisa puas dan akhirnya mencapai orgasme dengan kualitas orgasme yang dapat membuat saya benar-benar puas. Yang dia lakukan apabila dia sudah klimaks adalah mencabut penisnya dari vaginaku, dan segera dia memasukkan dua jari tangannya, yaitu jari telunjuk dan jari manis, ke dalam vaginaku dan menggosok dengan gerakan memutar secara perlahan clit-ku dengan jempolnya. Kemudian dia menggantikan peran jempol tersebut dengan lidahnya untuk berputar-putar di atas clit-ku sambil jari-jarinya digerakan keluar masuk menggesek bagian dalam vaginaku. Dengan apa yang dia lakukan, saya tidak pernah dapat bertahan lama, klimaks dengan kenikmatan yang sensasional”, ungkap Hesti, seorang sekretaris berumur 23 tahun.
“Sulit mendapatkan laki-laki, apakah dia bujangan atau sudah married yang menguasai ‘The Art of Sex’, ujar Lina. Setiap Lina mau mencapai orgasme akibat foreplay yang dilakukan oleh si laki-laki tanpa sadar biasanya Lina suka nyerocos ngomong ngelantur seperti teriak, “aadduuuuh…, Lina hampir keluar” atau “Ohh…, Lina nggak tahan lagi”, dan yang semacamnya. Mendengar erangan Lina semacam itu setiap laki-laki yang bersetubuh sama Lina pasti langsung menancapkan penisnya sekaligus dengan tekanan yang keras sekali ke vagina Lina. laki-laki itu sebenarnya harus tahu bahwa bagaimanapun wanita mengerang dan memohon untuk disetubuhi tapi kalau penis itu ditancapkan dengan cara seperti itu akan menimbulkan rasa sakit dan langsung menurunkan rasa gairah yang tadinya sudah begitu tinggi. Biasanya begitu masuk, karena akibat erangan Lina, si laki-laki langsung menyetubuhi Lina dengan gerakan yang cepat. Tapi karena cara masuknya seperti tadi di atas, dimana akibatnya gairah Lina sendiri agak menurun karena masih menahan rasa pedih yang belum hilang, bukannya Lina yang orgasme malahan menjadi sebaliknya.
Seharusnya si laki-laki tahu bahwa kalau wanita sudah memohon untuk di setubuhi, masukkan penisnya secara ‘gentle’, tekan perlahan tapi lakukan sedalam mungkin, kemudian setubuhi wanita itu dengan gerakan yang teratur tetapi tidak terlalu cepat. Kalau si laki-laki melakukan seperti itu, akan terasa sekali sama Lina bagaimana kepala penis membuka bibir vagina Lina untuk berusaha masuk ke vagina Lina dan otomatis lubang vagina akan membesar dan vagina bertambah basah sehingga dengan mudah dan nikmat penis itu akan masuk semuanya ke dalam vagina Lina, dan yang pasti tidak lama kemudian Lina pasti orgasme. Hal ini baru satu kali Lina alami dari delapan laki-laki yang pernah bersetubuh dengan Lina”, ungkap Lina, seorang asisten front office manajer sebuah hotel berbintang di Bandung berumur 25 tahun.
“Lelaki dewasa itu menurut saya adalah manusia yang kadang-kadang sering bersikap bodoh dan menyakitkan, tetapi mereka sama sekali tidak menyadarinya. Salah satu ungkapan kebodohan dan sikap laki-laki yang menyakitkan itu aku peroleh dari pacarku sendiri. Dan dia sendiri sama sekali tidak menyadarinya. Kejadiannya sewaktu aku masih berumur 18 tahun dimana pacarku waktu itu berumur 25 dan sudah bekerja. Masa pacaranku pada waktu itu memasuki usia 2 tahun, dan di suatu malam akhirnya pertahananku jebol juga, keperawananku berhasil diambilnya. Usai dia memerawaniku, dia bertanya kepadaku, “Apakah aku masih sakit dan apakah aku menyesal telah melakukannya”. Pertanyaan ini terasa buatku sangat menyakitkan dan di mataku rasanya dia menjadi sangat bodoh sekali dengan melontarkan pertanyaan semacam itu. Karena, kalau aku jawab bahwa aku menyesal telah melakukannya, dia sudah pasti tidak dapat berbuat apa-apa karena keperawananku sudah robek. Sama saja sewaktu penisnya masih belum dapat menembus keperawananku dia sempat bertanya, “Apakah aku merasa sakit?”, tapi tanpa menunggu jawabanku tetap saja dia melakukannya. Seharusnya dia sebagai pacarku dan juga bagi laki-laki serta laki-laki lainnya yang telah berhasil merenggut keperawanan pacarnya tidak usah bertanya semacam itu, tapi cukup dengan memeluk dan mengatakan bahwa dia sangat mencintaiku dan akan bertanggung jawab atas segala akibat dari apa yang telah kita lakukan berdua”, ungkap Ika, seorang mahasiswi berumur 21 tahun.
“Meskipun sempat ragu-ragu karena takut merasa sakit, tapi Desi pernah minta pacar Desi untuk mencoba menyetubuhi anus Desi. Pacar Desi mengerti gelagat bahwa meskipun itu keinginan Desi sendiri tapi dia tahu bahwa sebenarnya Desi masih ragu-ragu untuk melakukannya. Tapi ternyata pacar Desi bisa menyetubuhi anus Desi hampir tanpa meninggalkan rasa pedih sedikitpun, malah sebaliknya, Desi memperoleh kepuasan yang luar biasa sekali. Pertama yang dia lakukan adalah memberi pelicin (vaseline) di penisnya dan juga di sekitar maupun di lubang anus Desi. Setelah penisnya berada di posisi bibir anus Desi dia sama sekali tidak melakukan tekanan, tapi justru dia yang menyuruh Desi mendorong pantat Desi ke belakang sehingga kontrol untuk mengatasi rasa sakit sepenuhnya ada pada Desi. Dengan perlahan-lahan, kadang-kadang berhenti dulu kalau terasa sedikit pedih, penis pacarku itu akhirnya masuk semua ke dalam anus Desi.
Tanpa rasa pedih atau sakit yang berlebihan seluruh batang penis pacarku telah tertanam di dalam anus Desi, yang ada hanya rasa nikmat. Dengan tangannya dia meraih vibrator yang telah disiapkan, dan dibenamkannya vibrator tersebut ke vagina Desi. Pacar Desi tetap diam tidak melakukan gerakan, dan gelinya gelitikan vibrator di dalam vagina Desi mulai membuat Desi bergerak, setiap gerakan Desi melawan vibrator menimbulkan gerak balik terhadap pantat Desi, dan otomatis anus Desi bergerak naik turun menggesek penis pacar Desi. Adegan ini tidak bertahan lama karena Desi tidak mampu untuk menahan rasa nikmat yang Desi alami. Desi mencapai orgasme yang menurut Desi, belum pernah Desi rasakan sebelumnya. Ternyata kalau laki-laki itu mengerti soal persetubuhan, banyak cara yang dapat diberikannya untuk memuaskan wanita. Dengan pengalaman itu, Desi makin sayang sama dia dan tidak pernah punya pikiran untuk mencoba penis yang lain selain penis pacar Desi”, ungkap Desi seorang foto model berumur 23 tahun.
“Suami Hani termasuk suami yang termasuk cepat klimaks, sehingga Hani sering sekali kecewa. Setelah dia klimaks, dia malah tidak ada usaha sedikitpun untuk melakukan sesuatu agar Hani dapat juga mencapai kepuasan kalau bersetubuh dengan dia. Pada suatu malam, dia mengajak Hani bersetubuh dan tentunya sebagai istri Hani selalu siap untuk melayaninya. Diluar kebiasaannya, malam itu dia kuat sekali bersetubuhnya, Hani jadi bertanya-tanya, bagaimana mungkin suami Hani dalam soal bersetubuh dapat berubah begitu drastis menjadi laki-laki yang perkasa, padahal selama dua tahun usia perkawinan kita, paling lama dia hanya mampu bertahan 3-5 menit saja. Malam itu beberapa kali Hani mencapai orgasme.
Dua hari kemudian kita bersetubuh lagi, sewaktu pemanasan Hani hisap penisnya, terasa bau dan sedikit pedas rasa penisnya di mulut Hani. Mulut Hani terasa tidak nyaman sama sekali dan birahi Hani langsung turun drastis. Teka-teki yang ada di benak Hani terjawab sudah, ternyata penis suami Hani sebelum bersetubuh telah diolesi dengan semacam obat yang mampu menimbulkan rasa kebal. Malam itu, meskipun dia mampu bertahan lebih dari 30 menit, Hani tetap tidak dapat mencapai orgasme, vagina Hani sampai pedih menahan gesekan penisnya, karena cairan vagina Hani sudah mengering tetapi dia masih saja menyetubuhi Hani. Pemakaian obat semacam itu sangat mengganggu pikiran Hani, dan semakin lama dia menyetubuhi Hani, semakin terasa bahwa vagina Hani bukan sedang dimasukin penisnya tetapi merasa sedang ditusuk-tusuk oleh sebuah benda mati. Hani tidak ada gairah lagi, karena Hani punya perasaan bahwa apapun tingkah dan gaya Hani bersetubuh tidak akan ada artinya kalau yang dihadapi adalah penis yang tidak mempunyai rasa sensitifitas, hanya akan membuat Hani lelah tidak berujung saja.
Malam itu, acara bersetubuh kita terasa buat Hani sebagai sebuah siksaan, berakhir dengan meninggalkan kesan sangat buruk terhadap penis suami Hani. Perlu untuk diketahui oleh para lelaki, bahwa pemakaian obat semacam itu belum tentu akan mampu menghasilkan orgasme yang indah bagi pasangannya, contohnya seperti apa yang aku alami dengan suamiku sendiri. Lebih baik meminta saran dokter atau yang memang ahli di dalam bidang seksual untuk berkonsultasi bagaimana caranya untuk mengatasi masalah ejakulasi dini yang kalian hadapi”, ungkap Hani seorang ibu rumah tangga berusia 38 tahun.
“Pada umur 17 tahun, Winda diperawanin oleh pacar Winda, pada waktu itu umur dia adalah 22 tahun. Sedikit rasa sakit yang Winda alami adalah sewaktu unjung penis pacar Winda menekan untuk berusaha masuk ke vagina Winda. Setelah ujung penisnya berhasil masuk, pacar Winda tidak kesulitan untuk menekan masuk seluruh batang penisnya ke vagina Winda tanpa menimbulkan rasa sakit sedikitpun di vagina Winda. Gerakan dan goyangan Winda muncul secara tidak terkontrol akibat rasa nikmat merasakan goyangannya. Setelah selesai kita bersetubuh, beberapa saat pacar Winda termenung seolah-olah memikirkan sesuatu. Akhirnya dia berkata bahwa dia merasa heran bahwa Winda tidak menjerit dan tidak mengeluarkan setitik darahpun sewaktu diperawanin malah menurutnya Winda bergoyang liar menikmatinya. Winda merasa sakit hati dan sedih sekali dituduh bahwa Winda sudah biasa bersetubuh, padahal itu adalah yang pertama kalinya Winda bersetubuh.
Winda jelaskan kepada pacar Winda bahwa kejadian bersetubuh yang tadi itu adalah yang pertama buat Winda. Tapi kelihatannya pacar Winda tidak begitu mempercayainya. Padahal Winda sendiri tidak yakin dan tidak tahu kalau dia itu masih benar-benar jejaka dalam artian belum pernah bersetubuh sama sekali sebelumnya. Sejak kejadian itu pacar Winda makin aneh kelakuannya, dan akhirnya hubungan kita putus. Meskipun hati Winda begitu sedih dan sulit untuk menerimanya, tetapi akhirnya Winda justru merasa bersyukur putus hubungan dengan dia. Karena dari sikapnya tersebut Winda dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa dia tidak sepenuhnya mencintai Winda. Dia hanya mencintai selaput dara Winda tetapi tidak mencintai Winda secara keseluruhan. Lelaki semacam pacar Winda ini sebaiknya dijauhi oleh para wanita. Lelaki semacam ini egonya sangat tinggi, sehingga kalaupun dipaksakan terus untuk menjadi pacar atau suami kelakuannya kelak hanya akan membuat kita sebagai wanita tersiksa batin saja. Kalau seorang laki-laki betul-betul tulus mencintai seorang wanita, tentunya dia akan mencintai wanita tersebut secara keseluruhannya. Apalagi dalam hal ini Winda telah menjelaskan kepadanya bahwa dia adalah laki-laki yang pertama bersetubuh Winda”, ungkap Winda, seorang wanita yang baru lulus SMU berumur 18 tahun.
“Usia perkawinanku sekarang telah memasuki tahun ketujuh dan aku sendiri sekarang berumur 35 tahun. Hubungan seksual tadinya berjalan normal dan memuaskan bagi diri dan suamiku, tetapi dalam 5 bulan terakhir ini aku hampir tidak pernah lagi dapat mencapai orgasme. Mungkin hal ini disebabkan oleh rasa jenuh dan bosan akibat dari acara bersetubuh yang selalu monoton kurang variasi, karena suamiku tidak memiliki inisiatif untuk lebih menghidupkan lagi acara persetubuhan kita. Tanpa direncanakan aku terlibat penyelewangan dengan teman suamiku. Dari penampilan wajah maupun postur fisiknya dia jauh di bawah suamiku, tapi kalau dia bersetubuh aku, dia dapat memberikan apa yang aku tidak peroleh dari suami sendiri. Dengan telaten dan sabar dia menuntunku untuk melakukan apa saja yang aku sukai selama bersetubuh. Hasilnya, aku sangat tergantung sekali kepada dia dalam hal bersetubuh, dan dia tergantung padaku dalam hal materi. Buatku tidak menjadi masalah. Materi aku dapat minta dengan mudah kepada suamiku. Penis dia sendiri ukurannya lebih kecil dari suamiku, tapi cara dia menuntun aku untuk mencapai orgasme luar biasa sekali, tidak jarang aku dapat mencapai orgasme lebih dari tiga kali dalam satu kali acara bersetubuh dengan dia.
Dampak lainnya, setiap aku bersetubuh dengan suamiku sendiri aku dapat kembali mencapai orgasme, hal ini disebabkan karena akau selalu membayangkan goyangan dia selama akau bersetubuh dengan suamiku. Buat para lelaki/suami jadikanlah pengalamanku ini untuk menjaga agar pacar/istri itu tidak mencari penis lain dengan jalan selalu berusaha untuk memahami keinginan wanita dalam hal bersetubuh. Wanita sulit untuk mengutarakan keinginannya yang macam-macam dalam hal bersetubuh karena rasa malu dan takut kalau dicap yang tidak-tidak. Tawaran dan inisiatif melakukan variasi baru dalam hal bersetubuh sebaiknya datang terlebih dahulu dari pihak laki-laki. Kalau hanya sekedar memasukkan penis ke dalam vagina, aku kira hampir semua lelaki tidak perlu belajar, secara alami pasti bisa. Yang perlu dipelajari oleh para lelaki adalah bagaimana caranya agar selalu dapat memberikan suasana dan variasi baru pada setiap kesempatan bersetubuh, dimana variasi-variasi tersebut juga dapat diterima oleh pasangannya sehingga acara bersetubuh tersebut tetap diliputi rasa gairah, tidak monoton dan membosankan untuk dilakukan”, ungkap Eli, seorang ibu rumah tangga berumur 35 tahun.
Semoga artikel ini menambah pengetahuan bagi laki-laki bagaimana cara memuaskan wanita yang kita cintai, sehingga wanita tersebut tambah cinta pada kita dan tidak akan pernah berpaling kepada laki-laki lain.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
TAMAT